Skip to main content

Mereka punya mimpi, loh. Bagaimana dengan Anda?

Anak-anak 'Bintang Hati'

Setiap orang pasti punya mimpi dan mimpi setiap orang pasti berbeda-beda. Ada yang bermimpi atau bercita-cita menjadi seorang dokter, guru, seniman, direktur, pejabat, presiden, artis, aktor dan banyak mimpi yang lainnya. But by the way, mimpi itu apa sih? Kalau ditanya soal mimpi itu apa, setiap orang pasti punya definisinya masing-masing mengenai mimpi. Tapi buat saya, mimpi itu adalah suatu tujuan/cita-cita, dan untuk meraihnya diperlukan tekad kuat yang disertai usaha, dan kerja keras serta ketekunan untuk mencapainya.

Ahmad (salah satu murid 'Bintang Hati')
Terus, siapa saja sih yang boleh bermimpi? Jawabannya adalah semua orang. Semua orang berhak untuk bermimpi. Masa, sih?  Yup, mimpi itu milik semua orang. Beberapa orang mungkin beranggapan kalau mimpi itu cuma milik orang yang pintar saja. Siapa bilang? Mimpi itu milik semua orang dan bermimpi itu ‘gratis’ loh!

So, kenapa sih kita harus bermimpi? Hmmm, buat saya, mimpi itu seperti sebuah keinginan, tekad, atau tujuan hidup yang ingin dicapai. Coba Anda bayangkan, apa jadinya seseorang jika ia tidak memiliki mimpi dan tujuan hidup yang jelas dalam hidupnya? Sudah dipastikan kehidupannya pun akan tidak jelas mau dibawa kemana, dan sudah dipastikan ia tidak punya gambaran untuk masa depannya. Semua orang bebas untuk bermimpi dan tentu saja mimpi itu harus ke arah yang positif dan lebih baik.

Hmm, ngomong-ngomong tentang mimpi, saya disini mau berbagi cerita tentang berani untuk bermimpi dan meraih mimpi. Semoga bisa menjadi motivasi buat Anda yang membacanya.

Dulu saya adalah termasuk orang yang kurang yakin dan berani untuk bermimpi, kurang bisa bersyukur dengan apa yang saya miliki (sekalipun saya hidup di ‘zona yang cukup nyaman’) dan saya selalu fokus dengan kekurangan diri sendiri. Memang waktu itu saya punya sebuah mimpi/cita-cita untuk diraih, tapi saya hanya punya semangat dan usaha yang biasa-biasa saja untuk meraih mimpi tersebut. Tanpa saya sadari, hal itu membuat saya membatasi kapasitas diri saya dan akhirnya saya jadi memiliki standard yang biasa-biasa saja dalam menjalani hidup.

Sampai suatu saat, beberapa bulan yang lalu, tepatnya di awal maret 2012,  saya berkesempatan untuk menjadi salah seorang sukarelawan(guru bahasa Inggris) tetap untuk mengajar anak-anak jalanan di sebuah sekolah non formal(sekolah gratis) yang terletak di daerah Jl. Citepus, Husein-Bandung. Nama sekolah gratis ini adalah ‘Bintang Hati’.

Ketika saya diajak oleh salah seorang teman saya untuk mengajar ditempat itu, saya merasa sangat senang, excited sekaligus khawatir dan ragu juga. Kenapa? Senang dan excited karena saya akan mendapatkan pengalaman pertama saya dalam mengajar anak-anak jalanan. Lalu kenapa saya merasa agak khawatir dan ragu? Karena dulu saya tidak begitu suka dengan anak-anak dan saya tidak terlalu pintar dalam mengajar anak-anak. Sehingga saya khawatir mereka tidak bisa menyatu dengan saya. Awalnya sih hanya coba-coba, tapi ternyata saya malah merasa nyaman dan saya menikmatinya. Mereka pun dengan cepat bisa menyatu dengan saya.

Setelah beberapa minggu saya mengajar di tempat tersebut, saya melihat dan menemukan bahwa anak-anak itu ternyata memiliki semangat belajar yang tinggi. Mereka punya kemauan dan usaha yang keras untuk belajar walaupun kemampuan otak dari setiap mereka memang berbeda-beda. Tapi menurut penilaian saya, kemampuan intelektual mereka tidak kalah pintar dengan anak-anak di sekolah formal lainnya.

Sekalipun ada beberapa dari mereka yang harus putus sekolah karena orang tuanya tidak mampu membiayai sekolah mereka, sekalipun mereka dari latar belakang keluarga yang kurang berkecukupan, saya bangga kepada mereka karena mereka tetap punya semangat belajar yang tinggi untuk meraih mimpi dan cita-cita mereka dan mereka juga tidak putus asa dengan keadaan mereka yang tidak seberuntung anak-anak di luar lainnya . Ada diantara mereka yang bermimpi ingin menjadi dokter, artis, guru bahkan ada yang bercita-cita ingin menjadi pemain sepak bola terkenal. Mereka punya cita-cita yang tinggi tanpa merasa minder dengan keadaan mereka saat ini. Dari hal tersebut,  saya mulai menyadari bahwa mereka telah mengajarkan saya untuk BERANI BERMIMPI dan bersyukur untuk setiap apa yang masih saya miliki saat ini.

Ketika saya merasa malas, putus asa, dan rasanya sulit sekali bahkan merasa mustahil untuk meraih mimpi-mimpi saya, terkadang saya malu ketika saya ingat mereka. Malu karena sebenarnya saya termasuk orang yang lebih beruntung dari mereka dan saya punya kesempatan yang bagus. Saya masih punya orang tua yang mendukung saya baik secara mental dan financial dengan cukup, saya masih punya kesempatan untuk melanjutkan pendidikan sampai sekarang ini dan kebutuhan saya pun masih tercukupi, kalau dibandingkan dengan anak-anak tersebut yang mungkin tidak seberuntung saya. Tapi terkadang saya malah lupa bersyukur untuk semua yang masih saya miliki dan terkadang saya menyia-nyiakan kesempatan yang saya punya. Kalau dibandingkan dengan anak-anak tersebut yang mungkin tidak seberuntung saya.

Semangat belajar dari anak-anak tersebut yang akhirnya mendorong saya untuk tetap bermimpi, terus belajar dan berusaha untuk mewujudkan mimpi-mimpi saya. Segala sesuatunya bisa berubah dan tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini asal kita mau berusaha dan berdoa. Hari ini kita bisa menjadi orang yang biasa-biasa saja dan tidak diperhitungkan oleh orang lain, tapi hari depan tak ada yang tahu, kan? Siapa yang tahu mungkin di masa depan kita bisa menjadi orang yang sukses. Setiap mimpi bisa menjadi kenyataan, tidak terkecuali mimpi mereka juga! Kuncinya adalah tetap semangat, kerja keras, ketekunan dan doa.

Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda berani bermimpi dan meraih mimpi Anda?












Comments

Popular posts from this blog

being someone's answer is actually 'the answer'

sebulan kebelakang sampai hari ini, banyak banget 'kejutan-kejutan' yg gak keduga. ada pahit, manis, bingung, bikin deg-degan, bikin happy, sepi, nangis, banyaaaak deh. suasana hati dibikin gak stabil karna kondisi yg gak ketebak terjadi. pernah di satu kesempatan perjalan pulang dari rumah ke kosan, ada ibu-ibu paruh baya duduk disamping saya waktu naik bis. dia memulai pembicaraan kecil supaya suasana gak jadi awkward. saya cuma merespon sekenanya saja, sebatas menghargai, karna honestly, saat itu pikiran saya sedang bercabang-cabang memikirkan banyak hal. tapi ibu itu terus bercerita banyak hal, sampai hal2 pribadi, permasalahan pribadi yg pernah dia alami di masa lalunya yg pahit, yg membuat dia jadi tegar sampai sekarang, padahal saya tidak bertanya sama sekali tentang hal itu, tapi dia terus bercerita tanpa jeda. entahlah, mungkin dia butuh teman curhat, pikir saya seperti itu. dengan sabar saya mendengarkannya dan memberikan saran yang sewajarnya, karna saya pikir, ibu ...

The Right One

Sebuah permbicaraan yang disukai banyak orang, tapi, tidak semuanya berhasil melewatinya dengan baik. Memiliki definisi yang berbeda-beda, dari mulai deskripsi yang benar hingga yang melenceng. Rumit. Terkadang kau bisa merasakannya tapi tidak bisa menjelaskannya dengan kata-kata yang tepat. Kita mengenal hal tersebut dengan sebutan cinta, tapi aku lebih senang menyebutnya dengan kata Kasih. Sebuah kata dengan berbagai perasaan yang terkandung didalamnya. Kekacauan, rindu, marah, sedih, depresi, bahagia, kuatir, air mata. Bagaimana kau mendefinisikannya ? Pertanyaan yang sangat klasik didengar, tapi silahkan jawab dalam hatimu masing-masing. Ada yang bilang cinta bisa membuat orang yang kuat menjadi lemah atau sebaliknya, cinta membuat seorang idealis menjadi "bodoh", ada yang bilang cinta hanya omong kosong. Semua definisi tergantung pada pengalamanmu tentang cinta itu sendiri. Tapi setidaknya setiap manusia pernah mengalami anugerah Tuhan yang "aneh" ini sekali d...

Bagaimana membedakan Gerund dan To Infinitive?

Bagaimana membedakan Gerund dan To Infinitive? GERUND Gerund merupakan sebuah bentuk –ing pada sebuah verb yang ‘dibendakan’ (digunakan sebagai benda). Gerund ini penggunaannya seperti benda (noun). Fungsinya adalah sebagai berikut: Sebagai subjek. Eg : Writing is very much good. Sebagai objek yang mengikuti kata kerja. Eg: I like writing very much Sebagai objek yang mengikuti kata depan. Eg : I’m interested in writing. Mengikuti kata go untuk verb-verb tertentu. Eg : Chris went swimming the day before yesterday. Mengikuti expressions. Eg : She is lying on the bed watching TV. Mengikuti prepositional object, seperti : to be used to, to be accustomed to, object to, look forward to, to take to, confess to. Eg : I object to doing that, Emile confess to stealing that cheese. Membentuk noun phrase (frasa berupa kata benda). Eg : reading book. INFINITIVES Infinitives adalah bentuk “to” yang ditambahkan pada kata kerja. ...