Skip to main content

Philosophy V.S. Christian World View

Filsafat merupakan serangkaian ide, nilai-nilai dominan yg mengarahkan hidup kita, disimpulkan dan mendorong kita dalam hidup kita. Kosong dan palsu. (Amsal 23:7): Filsafat merupakan pemikiran tingkat hati, pemikiran yg dalam. Filsafat lahir dari pemikiran manusia dari sebuah keberadaan. ("Mengapa dunia ini ada? Mengapa saya ada?") Pemikiran itu kuat, jadi pilihlah pemikiran yg didasari oleh KRISTUS sebagai PUSAT, bukan berpusat pada tradisi (tradisi gereja, tradisi suku, kebiasaan, dll), roh-roh dunia, maupun pengalaman. Filsafat akan kian berkembang hari demi hari, mulai dari Filsafat Naturalisme (semua kembali ke alam), Filsafat Realisme (teruji secara pengalaman), Filsafat Empirisme (pengetahuan penggabungan lewat indra, alam, dan pengalaman-pengalaman), Filsafat Agnostic (mempertanyakan hal-hal yg mustahil), hingga yang kini banyak sekali dianut oleh banyak orang yaitu filsafat Post-Modernism (hidupmu hidupmu, hidupku hidupku). Filsafat terus akan berkembang dan terus berkembang sampai bertemu dengan kebenaran. Padahal, Pribadi Yesus sendiri merupakan Kebenaran dan HIDUP. (Roma 12:1-2): Lalu, adakah kepercayaan kita yg salah? Adakah tradisi kita yg mendorong kita menjadi seperti itu? Sebagai seorang pendidik, filsafat akan merubah banyak hal. Jika tidak memiliki nilai2 yg Principle, maka kita tidak akan punya dasar yg kuat. Firman Allah adalah dasar yang KUAT dalam mendidik, mengarahkan, dan mendorong. Allah mewahyukan kita Wahyu umum, wahyu yang bisa kita dapatkan berdasarkan ayat: Manusia bisa mengenal Allah lewat ciptaanNya (secara tidak langsung), yang kemudian ditegaskan oleh Wahyu khusus: Alkitab/Firman Allah dan Yesus Kristus. Kebanyakan orang ingin menjangkau orang lain dengan pikiran, tapi tidak bisa, oleh karena penyebab yg tidak disebabkan (Kausa Prima).
Seperti quote dari Anselm of Catenbury: "For I do not seek to understand in order to believe, but I believe in order to understand. For I believe this: unless I believe, I will not understand." Manusia terdiri dari tubuh, jiwa, dan roh. Filsafat ada diantara jiwa dan roh. Apa yg bs dipelajari oleh ketiganya, itulah yg bisa disingkapkan. Roh tidak terlihat, tapi bs dilihat oleh firman Allah. Cermin diri manusia adalah firman Allah. Kita bisa mengajar kalo kita tau gunanya dari apa yang kita pelajari. Tujuan keKristenan adalah menjadi serupa seperti Kristus, tapi semua tergantung pada pemikiran atau filsafat kita. Sudah sejauh mana kita bercermin. Melatih diri pada titik Roh untuk menghadapi filsafat-filsafat dan "isme-isme" diluar sana. Cerdas dan kritis belumlah cukup, perlu hal-hal yg melebihi ruang dan waktu (kekekalan).

Comments

Popular posts from this blog

The Right One

Sebuah permbicaraan yang disukai banyak orang, tapi, tidak semuanya berhasil melewatinya dengan baik. Memiliki definisi yang berbeda-beda, dari mulai deskripsi yang benar hingga yang melenceng. Rumit. Terkadang kau bisa merasakannya tapi tidak bisa menjelaskannya dengan kata-kata yang tepat. Kita mengenal hal tersebut dengan sebutan cinta, tapi aku lebih senang menyebutnya dengan kata Kasih. Sebuah kata dengan berbagai perasaan yang terkandung didalamnya. Kekacauan, rindu, marah, sedih, depresi, bahagia, kuatir, air mata. Bagaimana kau mendefinisikannya ? Pertanyaan yang sangat klasik didengar, tapi silahkan jawab dalam hatimu masing-masing. Ada yang bilang cinta bisa membuat orang yang kuat menjadi lemah atau sebaliknya, cinta membuat seorang idealis menjadi "bodoh", ada yang bilang cinta hanya omong kosong. Semua definisi tergantung pada pengalamanmu tentang cinta itu sendiri. Tapi setidaknya setiap manusia pernah mengalami anugerah Tuhan yang "aneh" ini sekali d

being someone's answer is actually 'the answer'

sebulan kebelakang sampai hari ini, banyak banget 'kejutan-kejutan' yg gak keduga. ada pahit, manis, bingung, bikin deg-degan, bikin happy, sepi, nangis, banyaaaak deh. suasana hati dibikin gak stabil karna kondisi yg gak ketebak terjadi. pernah di satu kesempatan perjalan pulang dari rumah ke kosan, ada ibu-ibu paruh baya duduk disamping saya waktu naik bis. dia memulai pembicaraan kecil supaya suasana gak jadi awkward. saya cuma merespon sekenanya saja, sebatas menghargai, karna honestly, saat itu pikiran saya sedang bercabang-cabang memikirkan banyak hal. tapi ibu itu terus bercerita banyak hal, sampai hal2 pribadi, permasalahan pribadi yg pernah dia alami di masa lalunya yg pahit, yg membuat dia jadi tegar sampai sekarang, padahal saya tidak bertanya sama sekali tentang hal itu, tapi dia terus bercerita tanpa jeda. entahlah, mungkin dia butuh teman curhat, pikir saya seperti itu. dengan sabar saya mendengarkannya dan memberikan saran yang sewajarnya, karna saya pikir, ibu