Skip to main content

Unexpected Joy

Manusia dengan keinginannya. Manusia dengan rencana dan harapannya. Manusia dengan kebahagiaannya. Tidak dapat dipisahkan. Terdapat sejumlah keinginan yang disusun dalam sebuah rencana yang matang disertai dengan harapan bahwa semua rencana dapat berjalan mulus untuk sebuah kepuasan & kebahagiaan. Tidak ada yang salah. Semua yang dilakukan semata-mata untuk menambahkan sepotong kebahagiaan atas hidupnya. Dengan tujuan akhir hidupnya akan lengkap dengan kebahagiaan. Harta, tahta, pujian, kehormatan, nafsu, pencapaian, jabatan, dan masih banyak "jenis kebahagian" lainnya yang mereka tambahkan ke dalam hidupnya, kemudian menggerogoti damai sejahteranya tanpa sadar. Mereka membeli kebahagian di bar-bar, mereka membeli kebahagian dengan pemborosan di toko-toko pembelanjaan, mereka membeli "obat bahagia" yang katanya mampu melupakan semua permasalahan mereka sesaat tanpa penyelesaian, mereka membeli kebahagian di tempat dimana wanita menjual kesuciannya, mereka membeli kebahagian dengan gaya hidup yang mewah, ah... berbicara kebahagian memang luas, ada terlalu banyak jenis kebahagian, jenis kebahagian yang berbeda-beda dengan porsi yang berbeda juga untuk tiap-tiap orang. Mereka membeli sepotong kebahagian untuk kehilangan sepotong damai sejahtera di hidupnya. Seperti puzzle yang tidak pernah lengkap, siklus yang hanya berputar pada poros kehilangan, kemudian ditutupi oleh kepingan kebahagiaan lain yang bukan dibutuhkan. Apakah akan menjadi suatu puzzle yang lengkap? Tidak. Mungkin itulah kebahagian tanpa damai sejahtera. Sesaat. Dan akan selalu ada bagian yang terasa tidak lengkap yang membuat mereka merasa tidak puas terus-menerus. Kebahagian yang berada diluar kehendak Allah. Allah macam apa yang meminta segalanya dari kita? Apa yang paling kita inginkan lebih dari segalanya dalam hidup?Pilihan Allah atau pilihan kita sendiri? Bagaimana jika Ia memilihkan bagi kita hal yang paling tidak kita sukai?Oh, mungkin Ia tidak akan melakukannya. Mengapa tidak?Mungkin kita akan berpikir karena Ia mengasihi kita. Berarti dia hanya akan memberikan hal yang kita inginkan lalu memberikan hal yang tidak kita inginkan (hal yang buruk) kepada orang lain yang tidak Ia kasihi?Atau, pikirkanlah ini, apakah Ia mengasihi orang-orang lain tersebut? Jika tidak, Ia akan memberikan kepada orang lain tersebut hal yang kurang baik?Atau akankah Ia memberikan yang baik?Jika berbicara tentang menginginkan pilihan Allah, maka pilihan Allah melibatkan rencanaNya bagi seluruh semesta, seluruh atom, seluruh dunia, seluruh manusia, cantik dan buruk rupa, kaya dan miskin. Ada pola yang rumit yang Ia rancangkan untuk kebaikan, dan sebagian dari pola itu mungkin berarti memberikan sesuatu yang baik untuk orang yang kita pikir tidak layak menerimanya, dan kita berpikir bahwa seharusnya kitalah yang layak menerimanya. Bagaimana?Jadi, jika kita tidak mendapatkan apa yang kita harapkan, apakah itu membuktikan bahwa Allah tidak mengasihi kita?Tidakkah Ia ingin kita bahagia?Yang paling Ia inginkan adalah supaya kita menjadi kudus. Kalau begitu, berwajah lesu dan bersedih?Itukah yang Allah inginkan?Apakah itu artinya kudus?Tidak seperti itu. Bahkan tidak boleh seperti itu. Kekudusan sejati tidak membawa duka dan kesedihan. Kekudusan berarti keutuhan. Sama artinya dengan kuat dan besar, sehat, dan puas. Jadi, itu artinya bahagia kan?Masalahnya muncul ketika kita memutuskan apa yang akan membahagiakan kita. Jika kita tidak mendapatkan apa yang kita inginkan, maka Allah tidak mencintai kita. Kita berada dalam lingkaran "mengasihani diri sendiri karena Allah membenci saya". Tetapi, jika Ia ingin kita bahagia, Ia pasti akan memberikan apa yang kita inginkan, bukan?Seperti sebuah pemberian yang beralasan. Ia ingin Adam dan Hawa bahagia tetapi Ia tidak mau memberikan segala yang mereka inginkan. Ia tahu itu akan menjadi kematian bagi mereka. Maka mereka marah dan memutuskan Allah tidak mencintai mereka dan kikir ketika Ia memberi tahu mereka untuk tidak menyentuh buah itu. Bagaimana mungkin Ia mengasihi mereka jika Ia tidak membiarkan mereka memiliki buah itu?Mereka lebih mempercayai cara pikir ular daripada cara Allah. Iblis mungkin berbisik dan menaruh cara pikirnya dalam pikiran kita bahwa Allah itu kikir. Ia menggantungkan buah yang indah, yang mungkin kita kenal dengan "kebahagiaan" di hadapan kita tapi tidak membiarkan kita memilikinya. Allah tidak memberikan satu-satunya yang kita butuhkan untuk kepuasan pribadi yang mendalam, satu-satunya hal yang akan menyelesaikan masalah kita dan yang membuat kita bahagia. Sangatlah mudah untuk mengikuti perasaan kita, untuk mencampuri suara Allah ketika Ia bekata, "Inilah jalannya, berjalanlah di jalan yang Kutentukan." Tapi renungkanlah perumpamaan tentang kisah Yesus memberi makan lima ribu orang yang kurang lebih mempunyai makna seperti ini: "Jika hidup saya 'berantakan' saat diserahkan kepada Yesus, itu karena pecahan kecil akan memberi makan banyak orang, sedangkan satu potong roti hanya akan memuaskan seorang anak laki-laki kecil."

Comments

Popular posts from this blog

being someone's answer is actually 'the answer'

sebulan kebelakang sampai hari ini, banyak banget 'kejutan-kejutan' yg gak keduga. ada pahit, manis, bingung, bikin deg-degan, bikin happy, sepi, nangis, banyaaaak deh. suasana hati dibikin gak stabil karna kondisi yg gak ketebak terjadi. pernah di satu kesempatan perjalan pulang dari rumah ke kosan, ada ibu-ibu paruh baya duduk disamping saya waktu naik bis. dia memulai pembicaraan kecil supaya suasana gak jadi awkward. saya cuma merespon sekenanya saja, sebatas menghargai, karna honestly, saat itu pikiran saya sedang bercabang-cabang memikirkan banyak hal. tapi ibu itu terus bercerita banyak hal, sampai hal2 pribadi, permasalahan pribadi yg pernah dia alami di masa lalunya yg pahit, yg membuat dia jadi tegar sampai sekarang, padahal saya tidak bertanya sama sekali tentang hal itu, tapi dia terus bercerita tanpa jeda. entahlah, mungkin dia butuh teman curhat, pikir saya seperti itu. dengan sabar saya mendengarkannya dan memberikan saran yang sewajarnya, karna saya pikir, ibu ...

The Right One

Sebuah permbicaraan yang disukai banyak orang, tapi, tidak semuanya berhasil melewatinya dengan baik. Memiliki definisi yang berbeda-beda, dari mulai deskripsi yang benar hingga yang melenceng. Rumit. Terkadang kau bisa merasakannya tapi tidak bisa menjelaskannya dengan kata-kata yang tepat. Kita mengenal hal tersebut dengan sebutan cinta, tapi aku lebih senang menyebutnya dengan kata Kasih. Sebuah kata dengan berbagai perasaan yang terkandung didalamnya. Kekacauan, rindu, marah, sedih, depresi, bahagia, kuatir, air mata. Bagaimana kau mendefinisikannya ? Pertanyaan yang sangat klasik didengar, tapi silahkan jawab dalam hatimu masing-masing. Ada yang bilang cinta bisa membuat orang yang kuat menjadi lemah atau sebaliknya, cinta membuat seorang idealis menjadi "bodoh", ada yang bilang cinta hanya omong kosong. Semua definisi tergantung pada pengalamanmu tentang cinta itu sendiri. Tapi setidaknya setiap manusia pernah mengalami anugerah Tuhan yang "aneh" ini sekali d...

Bagaimana membedakan Gerund dan To Infinitive?

Bagaimana membedakan Gerund dan To Infinitive? GERUND Gerund merupakan sebuah bentuk –ing pada sebuah verb yang ‘dibendakan’ (digunakan sebagai benda). Gerund ini penggunaannya seperti benda (noun). Fungsinya adalah sebagai berikut: Sebagai subjek. Eg : Writing is very much good. Sebagai objek yang mengikuti kata kerja. Eg: I like writing very much Sebagai objek yang mengikuti kata depan. Eg : I’m interested in writing. Mengikuti kata go untuk verb-verb tertentu. Eg : Chris went swimming the day before yesterday. Mengikuti expressions. Eg : She is lying on the bed watching TV. Mengikuti prepositional object, seperti : to be used to, to be accustomed to, object to, look forward to, to take to, confess to. Eg : I object to doing that, Emile confess to stealing that cheese. Membentuk noun phrase (frasa berupa kata benda). Eg : reading book. INFINITIVES Infinitives adalah bentuk “to” yang ditambahkan pada kata kerja. ...