Skip to main content

Posts

Showing posts from August, 2017

The Right One

Sebuah permbicaraan yang disukai banyak orang, tapi, tidak semuanya berhasil melewatinya dengan baik. Memiliki definisi yang berbeda-beda, dari mulai deskripsi yang benar hingga yang melenceng. Rumit. Terkadang kau bisa merasakannya tapi tidak bisa menjelaskannya dengan kata-kata yang tepat. Kita mengenal hal tersebut dengan sebutan cinta, tapi aku lebih senang menyebutnya dengan kata Kasih. Sebuah kata dengan berbagai perasaan yang terkandung didalamnya. Kekacauan, rindu, marah, sedih, depresi, bahagia, kuatir, air mata. Bagaimana kau mendefinisikannya ? Pertanyaan yang sangat klasik didengar, tapi silahkan jawab dalam hatimu masing-masing. Ada yang bilang cinta bisa membuat orang yang kuat menjadi lemah atau sebaliknya, cinta membuat seorang idealis menjadi "bodoh", ada yang bilang cinta hanya omong kosong. Semua definisi tergantung pada pengalamanmu tentang cinta itu sendiri. Tapi setidaknya setiap manusia pernah mengalami anugerah Tuhan yang "aneh" ini sekali d

Unexpected Joy

Manusia dengan keinginannya. Manusia dengan rencana dan harapannya. Manusia dengan kebahagiaannya. Tidak dapat dipisahkan. Terdapat sejumlah keinginan yang disusun dalam sebuah rencana yang matang disertai dengan harapan bahwa semua rencana dapat berjalan mulus untuk sebuah kepuasan & kebahagiaan. Tidak ada yang salah. Semua yang dilakukan semata-mata untuk menambahkan sepotong kebahagiaan atas hidupnya. Dengan tujuan akhir hidupnya akan lengkap dengan kebahagiaan. Harta, tahta, pujian, kehormatan, nafsu, pencapaian, jabatan, dan masih banyak "jenis kebahagian" lainnya yang mereka tambahkan ke dalam hidupnya, kemudian menggerogoti damai sejahteranya tanpa sadar. Mereka membeli kebahagian di bar-bar, mereka membeli kebahagian dengan pemborosan di toko-toko pembelanjaan, mereka membeli "obat bahagia" yang katanya mampu melupakan semua permasalahan mereka sesaat tanpa penyelesaian, mereka membeli kebahagian di tempat dimana wanita menjual kesuciannya, mereka membel

#RoleModel: "Ikutilah teladanku!"

Pemikiran ini muncul secara acak mengingat seseorang pernah bertanya pada saya apakah saya sanggup bicara kepada orang2 yang sedang saya bina "ikutilah teladanku" seperti yang diucapkan Paulus kepada orang2 di Filipi. Dengan lantang saya jawab tidak sanggup pada saat itu sambil terus merenungkan pertanyaan itu dalam benak saya. Kesempurnaan. Itulah yang langsung terlintas. Saya menyadari betul bahwa saya tidak sepenuhnya sempurna dimata orang lain, sekalipun saya sangat mengusahakannya. Tapi jika saya menuntut diri saya persis seperti hidup dalam Taurat2 tersebut, bukankah secara tidak langsung saya sedang mencoba membatalkan kasih karunia Allah yang sudah saya terima dan imani? Bukankah semua orang telah berdosa dan kehilangan kemuliaan Allah? Lalu, sudah sempurnakan Paulus lantas berbicara seperti itu? Siapakah saya sehingga saya bisa bicara seperti itu kepada orang2 yg belum mengenal Allah? Sudah sempurnakah saya? Apakah saya layak? Tidak. Bahkan tidak pernah. Kita akan se